TAMBAHAN 10 METER KUBIK AIR BAKU MENUNGGU REALISASI
Pemerintah pusat, dalam rencana infrstruktur strategis 2016, merencanakan beberapa program penambahan air baku yang mengalir ke Jakarta.
“Diproyeksikan minimal ada 10 meter kubik per detik yang masuk ke Jakarta. Secara teknis dan ketersediaan, air dari Jatiluhur memang masih ada, “Kata Dwi Sugiyanto, Kepala Pusat Air Tanah dan Air Baku, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kemeneterian Pekerjaan Umum dan Perumaha Rakyat, di Jakarta, Kamis (28/7).
Akan tetapi, menurut Dwi, saat ini rencana tersebut masih berkutat pada scenario penganggaran dan operasional lapangan. Sebab, hal ini menyangkut siapa yang akan mengelola dan siapa yang akan berinvestasi. Apalagi nilainya besar, triliunan rupiah,” tambah Dwi tanpa merinci proyeksi anggarannya.
Rencana penambahan pasokan ini terdiri dari tiga program. Pertama, mengalirkan air dengan pipa langsung dari Waduk Jatiluhur sebesar 5 meter kubik per detik. Kedua, mengalirkan air dari Bekasi dengan junlah yang sama juga dengan pipa. Terakhir, menggunakan saluran terbuka dari Curug ke Pondok Kopi sejauh 67 kilometer.
Dwi melanjutkan, untuk saluran terbuka, pihaknya telah melakukan pelebaran saluran dari Curug ke Bekasi sehingga kapasitas mencapai 31,5 meter kubuk per detik. Akan tetapi, dari Bekasi k eke Pondok Kopi masih 16,5 meter kubik per detik lagi.
“Kalau perencanannya selesai tahun ini, kemungkinan dua tahun masa konstruksi. Paling tidak, dalam tiga tahun aka nada tambahan pasokan 10 meter kubik per detik. Ini memang harus menjadi perhatian bersama,” tuturnya.
Kapasitas produksi air bersih di wilayaj Jakarta sebesar 17,8 meter kubik per detik. Padahal, kebutuhan 10 juta warga DKI sebesar 29,1 meter kubik per detik.
Dengan bertambahnya jumlah penduduk JAkarta setiap tahun, defisit air akan semakin lebar jika tidak ada tindakan untuk menambah pasokan air baku.
Wacana tambahan air baku mirip dengan kendala yang dihadapi PAM JAYA. Sejak November lalu, PAM JAYA mengajukan permintaan tambahan air baku dari dua lokasi, yaitu Sungai PEsanggrahan dan Waduk Jatiluhur, dengan total permintaan sekitar 4,2 meter kubik per detik.
“Terakhir kemarin ada panggilan ke Bandung untuk menyajikan datam tambahan. Itu untuk data teknis terkait (permintaan) di Kali Pesanggrahan,” ungkap Direktur Utama PAM JAYA Erlan Hidayat.
Meski begitu, tambah Erlan, kedua permintaan tambahan pasokan ini berjalan lambat. Padahal, penambahan debit air sangat diperlukan untuk meningkatkan produksi air bersih dan mengalirkannya ke masyarakat.
Corporate Communications an Social Responbilities Division Head Palyja Meyritha Maryani menyampaikan, pihaknya tahun ini menargetkan produksi air sebesar 9 meter kubik per detik. Tahun sebelumnya baru mencapai 8,4 meter per detik.
Meyritha mengatakan, selama 18 tahun, pihaknya tidak pernah mendapatkan tambahan pasokan air baku. “Ini memang menjadi tantangan bersama sehingga harus ada tindak lanjut,” katanya. (JAL)
Sumber: Kompas
Tinggalkan Komentar