PAM JAYA-PALYJA TEKEN NOTA KESEPAHAMAN RESTRUKTURISASI PKS
MoU peninjauan PKS ini demi mereposisi dan meningkatkan kerjasama serta meningkatkan pelayanan bagi warga bagian barat DKI Jakarta.
Sebagaimana diketahui, PAM JAYA dan Palyja telah bermitra sejak 6 Juni 1997 saat ditandatanganinya PKS antar kedua belah pihak dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan serta memperluas akses air perpipaan bagi masyarakat di Bagian Barat DKI Jakarta.
Palyja mulai beroperasi pada tanggal 1 Februari 1998 dan bertanggung jawab atas seluruh pengoperasian, pemeliharaan seluruh infrastruktur dan pelayanan pelanggan (mulai pencatatan meter air, penagihan dan penyambungan baru). Seluruh aset yang digunakan dan dibangun selama masa kerjasama akan dikembalikan kepada PAM JAYA pada akhir masa kontrak 25 tahun.
"Sejak awal kerjasama hingga saat ini, memang PKS telah melalui beberapa kali perubahan dan penyesuaian. Ini adalah hal yang wajar terjadi dalam suatu kemitraan jangka panjang. Namun, perubahan PKS saat ini akan sangat struktural karena merubah pola dan mekanisme kerjasamanya," ujar Direktur Utama PAM JAYA, Erlan Hidayat melalui siaran pers yang diterima redaksi.
Pada tahun 2015, UU 7/2014 tentang Sumber Daya Air telah dibatalkan oleh Pemerintah melalui Mahkamah Konstitusi. Untuk mengatur segala sesuatu tentang sumber daya air dan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah no 121 (PP 121) dan no 122 (PP 122), dimana PDAM dapat bekerjasama dengan badan usaha swasta.
"Hal itu semakin mendorong PAM JAYA dan PALYJA untuk meninjau kembali PKS untuk meningkatkan pelayanan bagi warga DKI," terang Erlan.
Presiden Direktur Palyja, Alan Thompson mengatakan, sejak awal pengoperasiannya, perusahaannya telah menorehkan banyak kemajuan yang dramatis dalam memberikan pelayanan kepada warga di bagian barat Jakarta.
Dengan investasi lebih dari 2 triliun rupiah, jaringan Palyja telah bertambah sekitar 1.400 kilometer dan ada sekitar 1.000 km pipa tua yang telah diganti. Jumlah pelanggan telah bertambah dua kali lipat, sementara warga berpenghasilan rendah yang dilayani meningkat sangat signifikan sekitar sembilan kali lipat. Palyja, lanjut Alan, juga tak henti-hentinya bekerja keras untuk meningkatkan kualitas pelayanan, efisiensi dan produktivitas.
"Pengalaman dan sumber daya kedua pemegang saham kami memungkinkan terjadinya alih teknologi seperti: MBBR, DMCC, Aquadvanced, Helium Gas Leaks Detection, Call Centre, Customer Care & Billing System, Palyja Layanan Keliling (Paling), Online Meter Reading dan lain lain," papar Alan.
Alan menambahkan, kesepakatan bersama ini sebenarnya adalah sebuah kerangka awal untuk berdiskusi, memperjelas peran dari masing-masing pihak yang tujuannya adalah untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan dan seluruh pemangku kepentingan.
Adapun tantangan utama dalam pengoperasian dan pelayanan air bersih kepada warga DKI Jakarta saat ini, menurutnya, adalah terbatasnya bahan baku air, jaringan distribusi yang harus dikembangkan, pemberantasan sambungan ilegal dan memperkuat kerjasama antar institusi dan masyarakat demi air bersih Jakarta.[wid]
Tinggalkan Komentar