pam-jaya-berencana-bangun-wtp-CvRsH

PAM JAYA BERENCANA BANGUN WTP

Direktur Utama PAM JAYA Erland Hidayat mengatakan pembangunan WTP Buaran III di prediksi dapat menambah pasokan air bersih di Ibu Kota hingga 30%.

“Kapasitas WTP Buaran III mencapai 4.000 liter/detik. Jika proyek ini rampung, maka PAM JAYA bisa menguasai distribusi air hingga 75% untuk seluruh Jakarta,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (18/5).

Dia menuturkan PAM JAYA sendiri telah memiliki pelanggan sekitar 6 juta penduduk atau baru 60% dari total 10 juta penduduk yang tinggal di Ibu Kota.

Itu sebabnya, pembangunan WTP Buaran III sangat penting untuk menambah jumlah jangkauan wilayah serta pelanggan baru PAM JAYA, khususnya warga yang tinggal di rumah susun sederhana sewa (rusunawa) dan apartemen.

Meski demikian, Erland tak menyangkal bahwa nilai investasi yang digelontorkan untuk membangun WTP Buaran III tidak sedikit. Dia memprediksi dana yang harus di ke luarkan PAM JAYA bisa mencapai Rp3 tri liun.

Sementara itu, estimasi waktu yang di bu tuhkan untuk membangun Buaran III se ki tar 2,5 tahun. Mengacu pada hal itu, PAM JAYA berencana mengajukan penyertaan modal pemerintah (PMP) kepada Pemprov DKI sebagai pemegang saham utama. Nilai PMP yang diajukan mencapai Rp6,5 triliun.

“Untuk membangun Buaran III butuh dana setengah dari total PMP yang diajukan. Kami berharap bisa dapat di APBD perubahan atau APBD 2017,” imbuhnya.

Selain Buaran III, Erland juga berencana membangun WTP di Pesanggrahan, Jakarta Selatan dengan kapasitas 750 liter/detik serta WTP Marunda Jakarta Utara dengan me minta pasokan dari Kali Bekasi ke saluran tengah lalu ke Cakung Drain dan dialirkan ke Banjir Kanal Timur dengan kapasitas 2.000 liter/ detik.

“Sampai saat ini, PAM JAYA sudah memiliki tujuh WTP untuk antisipasi kekurangan pasokan air bersih,” jelasnya.

Dia memaparkan pasokan air baku Jakarta berasal dari Waduk Jatiluhur, Purwakarta Jawa Barat. Sebanyak 94.3% pasokan air baku berasal dari luar Jakarta, sisanya yang 6,7% berasal dari sumber air di dalam Jakarta.

Sumber air baku terbesar masih mengandalkan Waduk Jatiluhur yang memasok 62,5% air baku. Kapasitas air di waduk tersebut sebanyak 12,95 miliar meter2 setiap tahunnya. Sebanyak 86,7% digunakan untuk irigasi. Sementara 5% tidak terpakai.

“DKI hanya men dapatkan enam persen dari jumlah tersebut. Karena itu, kami ingin meminta lima persen air yang tidak terpakai. Agar pasokan air di Jakarta juga bisa bertambah,” kata Erland.

17 RUSUNAWA

Selain itu, Erland menyatakan kesiapannya membangun sejumlah instalasi pengolahan air di 17 titik rumah susun sederhana sewa (rusunawa) yang akan di bangun Pemprov DKI Jakarta.

Pembangunan instalasi pengolahan air bersih alias water treatment dimaksudkan demi memenuhi pasokan kebutuhan air bersih calon penghuni rusun, yang ditempati warga relokasi hasil penggusuran. Pasalnya di sejumlah rusun yang telah ditempati warga, ternyata kebutuhan air bersihnya tidak mencukupi, seperti kasus di Rusunawa Muara Bebek.

“Kita siap kerjasama dengan Dinas Pe rumahan dan Gedung Pemda DKI Jakarta maupun Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat yang akan membangun rusunawa di Ibu Kota. Jadi kita akan masuk dulu sebelum rusunnya selesai dibangun, ada sekitar 17 titik lah,” tuturnya.

Seiring dengan pembangunan instalasi pengolahan air bersih itu, PDAM Jaya juga akan menambah dan memperluas instalasi perpipaan untuk meningkatkan jaringan pipa air bersih menuju rusun-rusun tersebut demi menjamin pasokan air bersih bagi warga.

“Kalau langsung bangun jaringan perpipaan menuju rusun, butuh waktu yang lama dan investasi yang besar. Maka demi mengejar kecepatan penyediaan air bersih sejumlah rusun yang belum baik pasokan airnya, kita pakai instalasi water treatment yang cukup mudah dan cepat,” jelasnya.

Erlan memaparkan apabila dalam lokasi rusun terdapat sumber air tanah yang cukup, maka pihaknya akan menggunakan air tanah itu untuk diolah di instalasi pengolahan air bersih tersebut sebelum digunakan penghuni rusun.

“Kalau untuk pembangunan setiap instalasi itu paling hanya butuh investasi sekitar Rp10 miliar cukuplah, tapi kalau sumber airnya harus mengambil dari lokasi selain diwilayah rusun maka investasinya akan meningkat,” ujarnya.

Erlan mencontohkan sejumlah rusun yang segera dilengkapi dengan instalasi pengolahan air bersih tersebut antara lain di Rusunawa Daan Mogot, Muara Baru, Rawa Bebek, dan Cengkareng Barat.

Menurutnya, prioritas pengerjaan penyediaan air bersih bagi penghuni rusun ini juga men jadi isu yang bakal diperhatikan alias diawasi oleh Badan Regulator Pelayanan Air Mi num (BRPAM) DKI Jakarta, yang belum lama ini dilantik Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Ketua BRPAM DKI Jakarta Donna Ria Silaen me ngatakan ketersediaan air bersih bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Ibu Kota menjadi salah satu isu yang memang akan diperhatikan oleh BRPAM.

“Apalagi untuk di DKI Jakarta saat ini cakup an pelayanan air bersih masih sekitar 60% dan dengan tingkat kehilangan air cukup tinggi 40%,” ujarnya.

Dia menuturkan setelah melakukan analisa dan pengawasan, BRPAM akan menerbitkan laporan yang berisi permasalahan dan solusi yang bisa dilakukan oleh operator untuk meningkatkan produktivitas dan layanan kepada pelanggan.

Lebih lanjut, Donna mengatakan pihaknya juga akan mengirimkan laporan dan rekomendasi tersebut kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama agar mengetahui permasalahan di lapangan. “Pak Ahok minta kami bikin laporan secara berkala. Ketua dan Anggota BRPAM diangkat oleh Gubernur DKI. Masa jabatannya satu tahun,” katanya.

 

Editor : Bunga Citra Arum Nursyifani

Sumber http://koran.bisnis.com/read/20160519/436/549045/pam-jaya-berencana-bangun-wtp

Share this Post

Komentar (0)

Tinggalkan Komentar